Join The Community

Search

Senin, 26 Juli 2010

Bom waktu di dapur rumah kita. (LPG #1)

bom waktuHah? Bom waktu?
Amrozi hidup lagi kah?
Ato anak buah Noordin M Top?
Rumah siapa yang ada Bom waktunya?
Rumah Kita Semua!!!
Ha? Kapan naruhnya? Ditaruh di mana?

Bukan ditaruh, tapi kita sendiri yang memasukkan ke dalam rumah!

Gag usah heboh kayak gitu kalee, sekarang Inspirasi Pemuda mau bahas tentang masalah LPG. Ikut yuk!!


Akhir-akhir ini banyak media yang mengabarkan banyaknya masalah yang timbul akibat tabung gas LPG (elpiji). Ada yang meledak, ada yang bocor, tabungnya berkarat, rusah, sampai tabung gas yang dioplos. Ckckckck. Indonesia.

Ya, meskipun sedikit telat, tapi Inspirasi Pemuda tetep pengen berdiskusi mengenai ini dengan sahabat semua.

Oke, untuk yang pertama, kok bisa sih meledak? Banyak orang yang bilang gara-gara regulator yang jelek, ada juga yang berpendapat katanya karet seal penutup tabung yang mudah rusak, sehingga terjadi kebocoran dan saat ada api, BOOM! Meledak! Masuk akal ndak sih? Yuk kita bahas!

Secara, kita pikir secara logika ya, kalo misalnya tabung itu kita buka sealnya (istilah jawanya ”dikowosi”), atau mudahnya kita pasang regulator, tapi tanpa selang. Kan keluar tuh gasnya, terus kita sulut dengan api. Apa mungkin bisa meledak?

Saya rasa tidak, dan itu telah dibuktikan oleh pihak Pertamina sendiri saat melakukan sosialiasi di sebuah tempat beberapa waktu yang lalu. Kan gini, saat regulator di pasang, gas keluar karena ada tekanan dari dalam tabung. Saat kita sulut api, otomatis apinya akan menyembur, ndak mungkin apinya masuk ke dalam tabung dan meledak. Ya kan?

Lha tapi kok bisa meledak itu gimana? Itu karena human error. Sering kali ada kebocoran bukan karena peralatan yang kurang baik, tapi karena lupa mematikan gas (gasnya bukan apinya) saat setelah selesai menggunakan. Memasang regulator dengan tidak benar dan perawatan yang kurang baik misalnya. Sehingga terjadi kebocoran gas, akhirnya ruangan terpenuhi dengan gas elpiji,apalagi ruangan-ruangan kecil dan sempit, saat ada api otomatis akan meledak. Yang meledak bukan tabung gasnya, tapi karena adanya tekanan gas berlebih yang ada di ruang kecil tersebut.

Tapi wacana ini bukan berarti menyalahkan konsumen secara sepihak. Sosialisasi secara langsung dari pihak Pertamina kepada masyarakat yang kurang juga bisa menjadi faktor penyebab adanya human error tersebut. Selain itu, proses produksi secara massal juga menjadi salah satu faktor dalam masalah ini. Kok bisa? Gimana tuh? Kita bahas besok yah.. besok mampir lagi..


3 komentar:

Setuju sob... kalo makenya bener pasti aman deh. Coz, masyarakat kita masih banyak yang blom ngerti tuh, kudu dijelasin pelan2 biar faham... ngga bisa grasak-grusuk, maklumlah, penduduk NKRI ini kan ngga semuanya melek teknologi dalam arti kata sebagian dari kita masih betah pake minyak tanah atau kayu bakar. Pemerintah, aparat dan pihak terkait juga mesti kontrol tuh, soalnya masih ada aja yang ngoplos gas LPG tadi, itu juga yang bikin kualitas dan keamanan tabung jadi ngga OK lagi... tul ngga gan???

hu'umb. Emg cara makenya z gak tau. Masang elpiji di t4 yg gak da ventilasi. Makanya tuh elpiji berubah jadi bom 3kg.
Karena gas elpiji lbih ringan drpd udara, sharusnya elpiji bakal lgsung naik k udara kalo ventilasi cukup..
Tp ane bangga ma indonesia. Uda bisa mbikin bom sndiri. Hahahaa

betul betul betul.. oyi thok wis

Posting Komentar

Tinggalkan angan anda di sini